Menumbuhkan Classroom Culture Melalui Pembelajaran Model Sosial
Abstract
Keberhasilan belajar peserta didik melibatkan stimulus diluar individu. Suasana kelas yang kondusif
mendorong perilaku akademik yang lebih baik. Individu terpengaruh untuk bersikap positif,
termotivasi, lebih ingin tahu dalam belajar serta tertantang dalam mempelajari materi. Interaksi yang
terjalin di dalam kelas dengan berbagai model interaksi, mampu mendukung capaian belajar siswa
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Interaksi edukatif terbentuk dari komunikasi timbal balik antara
pihak yang satu dengan pihak yang lain, sudah mengandung maksud-maksud tertentu, dan didesain
untuk suatu tujuan tertentu. Pembelajaran didalam kelas diselenggarakan dengan beragam metode,
dimana metode atau model pembelajaran dipilih dan dirancang oleh guru untuk memperoleh tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Budaya kelas terwujudkan pada interaksi antara
guru dengan peserta didik. Keterlibatan peserta didik di kelas yang selalu berinteraksi dengan
perkembangan informasi dalam proses pembelajarannya, secara tidak langsung akan mengasah
kemampuan pemahamannya. Sikap (belajar) aktif mencari pengetahuan jika dibiasakan pada peserta
didik dalam proses pembelajarannya maka kemampuan belajar serta produk belajar/penelitiannya
akan meningkat. Rumpun model pembelajaran sosial memberikan prioritas pada peningkatan
kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain, untuk meningkatkan proses demokratis,
dan untuk belajar dalam masyarakat secara produktif. Kemahiran guru untuk memilih metode
pembelajaran yang serasi dengan kebutuhan ditentukan oleh pengalamannya, keluasan pemahaman
guru tentang bahan pelajaran, tersedianya media, pemahaman guru tentang karakteristik siswa, dan
karakteristik belajar.