dc.description.abstract | Pendidikan merupakan aspek terpenting dalam pembangunan manusia Indonesia. Salah satu
model pendidikan yang mengakomodasi keragaman peserta didik termasuk siswa berkebutuhan
khusus adalah pendidikan inklusif. Kelas inklusif memungkinkan siswa reguler dan berkebutuhan
khusus saling belajar dan menghargai perbedaan. Lebih penting, guru memberi perhatian pada
kebutuhan setiap peserta didik. Pendidikan inklusif bermaksud berkontribusi pada pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya. Fakta di lapangan masih jauh dari ideal. Tujuan kajian ini adalah
memotret pelaksanaan pendidikan inklusif sekaligus memberikan tips-tips guna mendukung
implementasi yang lebih baik, khususnya pengelolaan kelas inklusif, dengan siswa tunarunguwicara. Metode yang digunakan adalah studi literatur dan pengamatan lapangan. Siswa dengan
ketidakmampuan mendengar, seringkali tidak belajar seperti siswa lainnya. Mereka sebagai
“pupuk bawang”. Situasi ini tidak selaras dengan konsep pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya yang menjangkau semua anak ‘tanpa terkecuali’. Penulis memberikan tips-tips untuk
keberhasilan kelas inklusi yang menerima siswa tunarungu-wicara: 1) Sekolah melakukan
sosialisasi konsep pendidikan inklusi bagi stakeholder terkait, dibarengi penyediaan infrastruktur
yang memadahi. 2) Guru dan tenaga kependidikan dibekali pengetahuan dan ketrampilan untuk
mendidik siswa tunarungu-wicara, seperti penguasaan bahasa isyarat. 3) Bekerja sama dengan
orangtua untuk bersikap inklusif. 4) Calon siswa berkemampuan beda dipersiapkan secara
memadai. 5) Guru Pendamping Khusus. 6) Pengelolaan kelas inklusif yang memperhatikan setiap
kebutuhan siswa | en_US |