• English
    • Bahasa Indonesia
  • English 
    • English
    • Bahasa Indonesia
  • Login
View Item 
  •   DSpace Home
  • UPHS Journal
  • Gema Aktualita
  • Vol. 8 No. 1 Juni 2021
  • View Item
  •   DSpace Home
  • UPHS Journal
  • Gema Aktualita
  • Vol. 8 No. 1 Juni 2021
  • View Item
JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

Analisis harta bersama sebagai pembayaran utang terkait perkawinan yang sah tanpa perjanjian kawin

View/Open
ANALISIS HARTA BERSAMA SEBAGAI.pdf (258.0Kb)
Date
2021-05-28
Author
Kadja, Elok Dwi
Widjiastuti, Agustin
Achmad, Andyna Susiawati
Metadata
Show full item record
Abstract
Perkawinan merupakan ikatan lahir batin seorang laki-laki dan perempuan dengan tujuan membina keluarga yang harmonis. Suami dan istri memiliki kewajiban untuk saling setia (huwelijkstrouw) dan saling tolong-menolong (hulp en bitjstand) dalam menghadapi setiap permasalahan. Sejak saat perkawinan dilangsungkan secara hukum (van rechtswege) terjadilah kebersamaan harta perkawinan jika dalam perkawinan tidak ada perjanjian kawin (marital agreement). Kebersamaan harta perkawinan (gemeenschap van goederen) dan utang selama perkawinan apabila terjadi keadaan gagal bayar (insolvensi)pada utang yang sudah jatuh tempo dan dapat ditagihpada setidaknya 2 (dua) kreditor maka pasangan marital bisa diajukan sebagai debitor pailit pada permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dan Kepailitan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana konsep harta bersama dapat dibebani pertanggungjawaban pembayaran utang pada pasangan marital dengan persatuan harta apabila dibandingkan dengan pasangan marital dengan perjanjian kawin / Marriage is a physical and spiritual bond between a man and a woman with the aim of fostering a harmonious family. Husband and wife have an obligation to be loyal to each other (huwelijkstrouw) and help each other (hulp en bitjstand) in facing every problem. Since the time the marriage takes place legally (van rechtswege) there will be a partnership of marital assets if there is no marital agreement in the marriage. Togetherness of marital assets (gemeenschap van goederen) and debt during marriage in the event of default (insolvency) on debts that are due and can be collected from at least 2 (two) creditors, the marital spouse can be filed as bankrupt debtors in the application for Postponement of Debt Payment Obligations (PKPU) and Bankruptcy. This study aims to determine the extent to which the concept of joint assets can be burdened with accountability for the payment of debts on a marital couple with an asset union when compared to a marital couple with a marriage agreement
URI
http://hdl.handle.net/123456789/2428
Collections
  • Vol. 8 No. 1 Juni 2021

DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
Contact Us | Send Feedback
Theme by 
Atmire NV
 

 

Browse

All of DSpaceCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

My Account

LoginRegister

DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
Contact Us | Send Feedback
Theme by 
Atmire NV