Show simple item record

dc.contributor.authorKadja, Elok Dwi
dc.contributor.authorWidjiastuti, Agustin
dc.contributor.authorAchmad, Andyna Susiawati
dc.date.accessioned2021-11-19T04:30:23Z
dc.date.available2021-11-19T04:30:23Z
dc.date.issued2021-05-28
dc.identifier.issn2302-5581
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/2428
dc.description.abstractPerkawinan merupakan ikatan lahir batin seorang laki-laki dan perempuan dengan tujuan membina keluarga yang harmonis. Suami dan istri memiliki kewajiban untuk saling setia (huwelijkstrouw) dan saling tolong-menolong (hulp en bitjstand) dalam menghadapi setiap permasalahan. Sejak saat perkawinan dilangsungkan secara hukum (van rechtswege) terjadilah kebersamaan harta perkawinan jika dalam perkawinan tidak ada perjanjian kawin (marital agreement). Kebersamaan harta perkawinan (gemeenschap van goederen) dan utang selama perkawinan apabila terjadi keadaan gagal bayar (insolvensi)pada utang yang sudah jatuh tempo dan dapat ditagihpada setidaknya 2 (dua) kreditor maka pasangan marital bisa diajukan sebagai debitor pailit pada permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dan Kepailitan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana konsep harta bersama dapat dibebani pertanggungjawaban pembayaran utang pada pasangan marital dengan persatuan harta apabila dibandingkan dengan pasangan marital dengan perjanjian kawin / Marriage is a physical and spiritual bond between a man and a woman with the aim of fostering a harmonious family. Husband and wife have an obligation to be loyal to each other (huwelijkstrouw) and help each other (hulp en bitjstand) in facing every problem. Since the time the marriage takes place legally (van rechtswege) there will be a partnership of marital assets if there is no marital agreement in the marriage. Togetherness of marital assets (gemeenschap van goederen) and debt during marriage in the event of default (insolvency) on debts that are due and can be collected from at least 2 (two) creditors, the marital spouse can be filed as bankrupt debtors in the application for Postponement of Debt Payment Obligations (PKPU) and Bankruptcy. This study aims to determine the extent to which the concept of joint assets can be burdened with accountability for the payment of debts on a marital couple with an asset union when compared to a marital couple with a marriage agreementen_US
dc.language.isoinaen_US
dc.publisherLPPM UPH Kampus Surabayaen_US
dc.relation.ispartofseriesVol. 8 No. 1, Juni 2021;
dc.subjectmarriageen_US
dc.subjectdebten_US
dc.subjectpostponement of debt payment obligations (PKPU)en_US
dc.subjectbankruptcyen_US
dc.subjectprenuptial agreemenen_US
dc.subjectperkawinanen_US
dc.subjectutangen_US
dc.subjectPKPUen_US
dc.subjectkepailitanen_US
dc.subjectperjanjian kawinen_US
dc.titleAnalisis harta bersama sebagai pembayaran utang terkait perkawinan yang sah tanpa perjanjian kawinen_US
dc.typeJournalen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record