Show simple item record

dc.contributor.authorSatutomo, Gabby Maria
dc.contributor.authorMandiana, Sari
dc.contributor.authorWidjiastuti, Agustin
dc.date.accessioned2021-11-26T05:33:36Z
dc.date.available2021-11-26T05:33:36Z
dc.date.issued2021-12-01
dc.identifier.issn2302-5581
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/2448
dc.description.abstractEra digital ditandai dengan perkembangan teknologi, arus informasi yang cepat, hingga penggunaan teknologi dalam semua bidang kehidupan. Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi ini mengakibatkan adanya kegiatan hukum baru yang dilakukan secara virtual, seperti transaksi elektronik. Selain kelebihan yang ditawarkan dari transaksi elektronik online, terdapat peluang resiko yang dapat merugikan konsumen, contohnya dalam Kasus e-commerce GrabToko. Tipe penelitian ini adalah Yuridis Normatif yang dilakukan melalui kajian studi pustaka, yaitu berdasarkan bahan – bahan hukum. Tidak terpenuhinya hak – hak konsumen melahirkan sengketa konsumen yang dapat diselesaikan melalui jalur litigasi melalui pengadilan atau non litigasi melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK). GrabToko yang melakukan wanprestasi terhadap konsumennya melanggar ketentuan Pasal 17 ayat (2) UU ITE dan perbuatan yang dilarang dalam Pasal 28 ayat (1) UU ITE yang mengakibatkan kerugian konsumen jo Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata dan Pasal 1246 KUHPerdata jis Pasal 16 UU PK dengan sanksi yang diatur dalam Pasal 62 ayat (2) UU PK. Dengan demikian Pihak GrabToko wajib memberikan ganti kerugian kepada konsumen berupa biaya, rugi, dan bunga. Para konsumen yang dirugikan dapat menyelesaikan sengketa melalui gugatan perdata dengan mengajukan gugatan Class Action, memperhatikan Hukum Acara Perdata dan PERMA 1 Tahun 2002 tentang Acara Gugatan Perwakilan Kelompok / Digital era marked by technological development, rapid information flow, and the use of technologies in all areas of life. Advances in information technology resulted in new legal activities performed virtually, such as electronic transaction. Despite the advantages, there are potential risk that could cause disadvantage for consumers, for example in E-commerce GrabToko’s case. This juridical normative research is conducted through a series of library studies, which is based on legal materials. Since the rights of consumer are not fulfilled, it ultimately lead to consumer disputes that could be carried out through litigation or non – litigation dispute resolution mechanism. Breach of contract by GrabToko is a violation of Article 17 section (2) and prohibited act in Article 28 section (1) Law on Electronic Information and Transaction that resulted in consumer losses juncto Article 1338 section (3) and Article 1246 of Indonesian Civil Code jis Article 16 with the sanctions regulated in Article 62 section (2) of Consumer Protection Law. GrabToko is obligated to provide compensation in the form of fees, looses and interest. Consumers can settle their disputes through filling a Class Action lawsuit, according to Indonesian Civil Procedure Code and Supreme Court Rules 1 of 2002 concerning Class Action Lawsuiten_US
dc.language.isoinaen_US
dc.publisherLPPM UPH Kampus Surabayaen_US
dc.relation.ispartofseriesVol. 8 No. 2, Desember 2021;
dc.subjectingkar janjien_US
dc.subjectperlindungan konsumenen_US
dc.subjecttransaksi e– commerceen_US
dc.subjectbreach of contracten_US
dc.subjectcustomer protectionen_US
dc.titlePerlindungan hukum bagi konsumen terkait wanprestasi dalam e-commerce grabtokoen_US
dc.typeJournalen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record