dc.contributor.author | Dananjaya, Yanuar | |
dc.contributor.author | Magdalena, Renna | |
dc.date.accessioned | 2015-05-25T10:20:50Z | |
dc.date.available | 2015-05-25T10:20:50Z | |
dc.date.issued | 2015-06-01 | |
dc.identifier.issn | 2302-5581 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/123456789/336 | |
dc.description.abstract | Efficient Market Hypothesis menyatakan bahwa harga suatu saham selalu berada pada fair value. Dengan
demikian tidak mungkin menggunakan suatu informasi yang tersebar luas untuk menentukan saham mana yang
akan mendapat imbal hasil tinggi di masa depan. Pendapat ini bertentangan dengan strategi value investing di mana
investor berusaha menemukan saham-saham dengan harga di bawah fair value dengan harapan akan terjadi koreksi
harga di masa depan. Ketika koreksi ini terjadi, harga saham akan naik menuju fair value dan menghasilkan imbal
hasil tinggi bagi investor. Indikator yang banyak digunakan untuk menentukan apakah suatu saham berada di
bawah fair value adalah Price to Earning Ratio dan Price to Book Ratio. Ditemukan bahwa imbal hasil saham
berbanding terbalik dengan Price to Earning Ratio dan Price to Book Ratio sehingga mendukung teori Value
Investing dan tidak mendukung Efficient Market Hypothesis. | en_US |
dc.language.iso | ina | en_US |
dc.publisher | Universitas Pelita Harapan Surabaya | en_US |
dc.relation.ispartofseries | Vol. 4 No. 1 Juni 2015; | |
dc.subject | Value Investing | en_US |
dc.subject | Imbal Hasil Saham | en_US |
dc.subject | Market Efficient Hypothesis | en_US |
dc.title | Value Investing: Apakah PER dan PBR Berpengaruh Terhadap Imbal Hasil Suatu Saham? | en_US |
dc.type | Journal | en_US |