dc.description.abstract | Sebagai produk seni yang diminati banyak orang, desain batik tidak hanya harus bercitarasa seni tinggi, tetapi juga harus sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Oleh karena itu, ketika seorang desainer batik mulai merancang desain baru, ia harus mengintegrasikan banyak permintaan berdasarkan prospektif pelanggan; tidak hanya permintaan teknis dan objektif, tapi juga estetika, emosional dan faktor pengalaman lainnya. Desainer tersebut harus dapat menyeimbangkan fungsi logis dan emosional, informasi dan inspirasi. Metode Kansei Engineering merupakan pendekatan desain yang didasarkan pada kondisi ini.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kepustakaan dan juga teknik komunikasi, yaitu dengan menyebarkan kuesioner Semantik Diferensial (SD) dengan skala Likert kepada konsumen batik di Surabaya. Data diolah dengan menggunakan analisis validitas, reliabilitas, faktor analisis, regresi linear berganda dan kruskal-wallis. Pengukuran awal dilakukan dengan menyebar kuesioner SD I ke 80 orang responden yang harus melakukan penilaian terhadap preferensi mereka dalam memilih suatu batik. Data diolah menggunakan statistik multivariat: analisis validitas, reliabilitas, faktor analisis dan regresi linear berganda.
Dari hasil penelitian, didapatkatkan nilai Rsquare untuk model regresi yakni sebesar 45,4%, dimana variabel utama pembentuk model regresi ialah menarik perhatian dengan koefisien 0,674. Selanjutnya, dari hasil analisis kruskal-wallis didapatkan karakteristik desain batik tulis Jetis yang bar yakni: (1) motif: geometris, (2) ornamen utama: kembang 2, (3) ornamen pengisi: lung-lung an, (4) jumlah isen: 3, (5) warna primer: kuning, (6) warna sekunder: coklat, (7) ada lis, (8) material kain: primis. | en_US |