EMPAT ANOMALI MUSIMAN PADA BURSA SAHAM INDONESIA
Abstract
Return adalah alasan mengapa seorang investor melakukan investasi. Salah satu investasi
yang dapat dilakukan adalah investasi pada bursa saham. Menurut Fama (1970), bursa
saham/pasar saham merupakan sebuah pasar yang efisien, sehingga investor tidak akan
mendapatkan return yang melebihi return pasar, hipotesis ini dikenal dengan nama
hipotesis pasar efisien/efficient market hypothesis (EMH). Tetapi pada beberapa
penelitian menemukan bahwa terjadi fenomena yang tidak sesuai dengan hipotesis dari
Fama tersebut, dimana fenomena bersifat musiman dan berulang pada waktu-waktu
tertentu dan dikenal dengan nama anomali musiman.
Pada penelitian kali ini, peneliti akan meneliti empat anomali musiman yaitu day of the
week effect (DOW), month of the year effect (MOY), Chinese new year effect (CNY), dan
efek bulan Ramadan yang telah diketahui ada pada beberapa bursa saham internasional.
Dari hasil penelitian menggunakan indeks IHSG, LQ45 dan indeks sektoral ditemukan
bahwa terdapat ke empat anomali musiman tersebut, dimana untuk DOW terjadi pada
hari Rabu dan Jumat untuk semua indeks, untuk MOY diketahui bahwa bulan April
adalah bulan yang memiliki rata-rata return yang positif. CNY juga terjadi pada bursa
saham Indonesia terutama pada periode H+5 sampai H+10 setelah perayaan tahun baru
Imlek, selain itu return pada hari diluar peride H-10 sampai H+10 juga memberikan hasil
yang positif signifikan. Sedangkan untuk efek Ramadan terjadi pada periode H-60 sampai
H-1 sebelum hari raya Idul Fitri, dengan kecenderungan pada saat bulan Ramadan
terdapat hasil yang positif signifikan.
Simulasi perdagangan dengan memanfaatkan anomali musiman yang terjadi, ternyata
dapat memberikan return yang positif meskipun telah dikurangi dengan biaya transaksi,
dan hal ini berlaku untuk sebagian besar strategi yang digunakan. Hal ini menunjukkan
bahwa para investor dapat memanfaatkan anomali yang terJadi untuk mendapatkan return
dari investasi mereka.