Show simple item record

dc.contributor.authorTjahjono, Josephine Kurniawati
dc.date.accessioned2016-01-11T06:16:59Z
dc.date.available2016-01-11T06:16:59Z
dc.date.issued2015-12-01
dc.identifier.issn2302-5581
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/792
dc.description.abstractIsu efisiensi adalah sesuatu yang klasik dan akan selalu menjadi perbincangan hangat kembali setiap terjadinya krisis ekonomi, dan usaha untuk meningkatkan efisiensi dibicarakan di mana-mana. Dalam persaingan yang semakin ketat, efisiensi menjadi salah satu faktor penting keunggulan badan usaha yang harus dimiliki untuk dapat bertahan. Dengan efisiensi proses produksi menjadikan beban produksi rendah, sehingga harga produk menjadi relatif murah. Efisiensi mempunyai arti penggunaan sumber daya dengan tepat, sehingga pelanggan membayar harga produk atas sumber daya yang memang dibutuhkan untuk membuat produk tersebut. PT PAR yang nyaris kehilangan pesanan mayoritasnya dari PT M, berencana mendeteksi adanya ketidakefisienan dalam proses produksinya yang selama ini dianggap efisien. Konsep kaizen costing adalah sistem yang mendukung proses penyempurnaaan berkesinambungan pada proses produksi untuk mengurangi beban standar produk, dengan jalan mengeliminasi aktivitas yang tidak efisien yang terjadi dalam proses produksi. Untuk mengeliminasi ketidakefisienan pada proses produksi, digunakan konsep operational activity-based management. Operational activity-based management yang terdiri dari dua dimensi yakni costing dan activity analysis membantu mengevaluasi dan menganalisis beban produk secara tepat. Metode activity-based costing, membebankan beban produksi berdasarkan aktivitas yang menyebabkan timbulnya beban tersebut. Dengan metode traditional costing beban produksi pesanan PT M, tercatat lebih mahal, karena banyak aktivitas yang tidak dikonsumsi atau dikonsumsi dengan proporsi berbeda dengan unit produksi oleh pesanan PT M, misalnya aktivitas disain, penerimaan material, dan lain-lain. Metode activity-based costing membantu memberi arah dan signal yang tepat guna analisa aktivitas lebih lanjut. Dilakukan pembahasan dan analisis atas masing-masing beban produksi, disimpulkan bahwa banyak aktivitas yang non-value added dalam proses produksi. Sebagai langkah ahkir melalui usaha kaizen costing system dapat dilakukan perbaikan atas aktivitas-aktivitas yang terjadi pada proses produksi, sehingga dapat dilakukan penghematan beban produksi. Dengan penerapan teori ini diharapkan badan usaha dapat melakukan usaha kaizen costing system untuk mengurangi beban pada tahap produksi dengan lebih tepat, sehingga diperoleh efisiensi dalam proses produksi dan kemampuan bersaing badan usaha. Dari hasil perhitungan analisis yang dibahas dapat dilihat adanya suatu penghematan beban produksi secara total untuk pesanan PT M (track the benefit) sebesar Rp. 77.339.619,07. Hasil ini bisa dikembangkan lagi, melalui konsep kaizen itu sendiri yaitu perbaikan terhadap hal sekecil apapun dan berkesinambungan dengan melibatkan semua anggota badan usaha.en_US
dc.language.isoinaen_US
dc.publisherUniversitas Pelita Harapan Surabayaen_US
dc.relation.ispartofseriesVol. 4 No. 2 Desember 2015;
dc.subjectKaizen Costing Systemen_US
dc.subjectOperational Activity Based Managementen_US
dc.subjectActivity Based Costingen_US
dc.subjectActivity Analysisen_US
dc.subjectTraditional Costing Systemen_US
dc.subjectValue Added Activity dan Non Value Added Activityen_US
dc.titlePenerapan Kaizen Costing System Dengan Menggunakan Operasional Activity Based Management Pada PT. PARen_US
dc.typeJournalen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record